Untuk itu banyak sekali petunjuk yang bisa kita pelajari baik dari adat istiadat , kebiasaan, sopan santun dalam pergaulan maupun sopan santun dari leluhur. Bagi kita umat Islam banyak tuntunan yang bisa kita petik dari kitab suci Alqur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Sebuah pepatah mengatakan ”Lidah lebih tajam dari pedang” maksudnya ucapan seseorang tidak pas atau tidak baik, seperti cemooh, olok-olok, hinaan dan lain-lain jauh lebih menyakitkan hati, apabila yang terkena ibaratnya orang yang terkena luka karena pedang dan bisa diobati tapi sedangkan luka hati tak akan sembuh sampai mati.
Orang akan bisa memaafkan sesuatu perilaku dan kesalahan tersebut atau ucapan yang menyakitkan hati dari orang lain, tetapi ia belum tentu bisa melupakan kesalahan orang itu.dan ia tidak akan mempersoalkan lagi. Ucapan itu bisa terjadi lagi andai kata seseorang itu berbuat kesalahan lagi,hal itu akan menyebabkan luka lama akan datang lagi, hal itu sering terjadi dalam kehidupan disekitar kita.
Karena itulah kita harus berhati-hati ketika mngucapkan sesuatu perkataan atau perbuatan di hadapan orang banyak atau siapapun itu,gunakanlah bahasa dan kata-kata yang halus, pelan dan santun dan yang gampang dimengerti.Harus di camkan benar bahwa tutur kata adalah cermin kepribadian dan kualitas seseorang. Hal yang terakhir itu juga tersirat dalam sebuah peribahasa jawa ”Ajini ing giri gumantung ing lathi” yang artinya kehormatan seseorang ada pada ucapannya ,orang yang berkualitas pembicaraannya sarat dengan hikmah, ide, solusi, dan ilmu manfaatnya dirasakan oleh dirinya maupun orang yang diajak bicara ,orang yang biasa-biasa saja sibuk berbicara tentang diri sendiri atau suatu peristiwa tidak dilarang tapi sebaiknya berbicara yang ada manfaat bagi lawan bicara.