***
“Cath mau kemana? Ke kantin yuk, ada hal lucu yang musti dilihat.” Ajak Maura.
“Iya..ya..nanti nyusul..” Cathy berlari ke koperasi.
Sejak jadi panitia acara, Cathy jadi sibuk bukan main. Pekerjaan dari mulai mencari talent artis, dekorasi panggung, susunan acara, sampai mengatur letak tempat sampah di acara nanti ia ingin handle sendiri.
“Hei, cerita apa? Cathy datang ke kantin terengah-engah. “ Haha..nggak, coba perhatiin deh, karena takut telat di kelas Pak Diman, Keisha bikin tren baru, ke sekolah pakai kaos kaki kanan dan kiri beda haha...” cerita Maura dengan antusias. “Ooo...keren, keren kok..., Gals, aku harus ketemu Pak Rohim nih di ruang guru buat acara pentas minggu depan. Aku duluan ya...” Reaksi Keisha dan Maura cuma bengong melihat temennya yang berubah jadi super sibuk.
“Gubrak..” Cathy terlihat terjatuh di depan ruang guru. Buku, pita, agenda, papan presentasi, sampai hape-nya jatuh berserakan. “Cathy kamu nggak papa?” Tanya Maura yang kebetulan lewat sambil menahan tawa. “Tenang, nggak papa kok,” dengan gayanya selangit Cathy membereskan kembali barang-barangnya dan bergegas masuk. “Hey Miss. Sibuk, udah siap buat ulangan nanti belum?” teriak Maura. “Ya..ya...beres” Cathy berlalu.
Bel berbunyi. Semua sudah siap di meja untuk ulangan sementara Cathy masuk dengan
terburu-buru. “Ya kita mulai, waktunya 30 menit.” Pak Diman memberikan instruksi.
20 menit telah lewat Cathy terlihat gelisah. Maura keluar kelas lebih dulu, disusul oleh Keisha dan beberapa teman lainnya. “Ya Tuhan, masa hukum ekonomi aja aku lupa?“
Cathy pun berakhir dengan mengosongkan jawaban pada beberapa pertanyaan. “Hey kita musti potong tumpeng neh, Maura berhasil keluar ruangan lebih dulu dari pada Cathy,” ledek Keisha yang disambut tawa oleh Maura. “Kenapa Cath, kelewat sibuk jadi lupa ulangan hari ini ya?” Sindir Maura. “Ah nggak, sesekali bikin drama jadi orang paling belakang keluar,” Cathy membela diri.
“Ayo anak-anak masuk!” Pak Diman meminta murid-murid untuk kembali ke kelas.
“Tolong kalian kerjakan soal di papan tulis, sementara bapak memeriksa hasil ulangan agar bisa segera dibagikan.”
Dag..dig..dug..Cathy panik, “Waduh bisa malu setengah mati neh kalau sampai nilainya dibagikan sekarang.”
Bel istirahat berbunyi, hasil ulangan pun dibagikan. Betapa terkejutnya Cathy melihat angka 6 di kertas ulangannya, sementara itu teman-temannya yang lain mendapat nilai 8 dan 9. “Wah Cathy dapat nilai 9, tapi kebalik haha…” Ledek Maura. “Duh, kacau banget nih, nggak pernah seumur-umur dapat nilai begini. Mati deh diceramahin sama nyokap,” Cathy menggerutu. “Haha..udah minta ulangan susulan aja. Makanya jangan kelewat sibuk ngurusin urusan yang bisa kamu kerjain bareng tim. Jadi panitia acara itu
“Hhmmm….iya ya, maaf ya gals. Aku cuma takut semua tidak berjalan sesuai rencana.” Keluhnya. “Iya, tapi
“Ya sudah sekarang apa yang bisa kita bantu? Biar aku aja deh yang handle artis, kali aja kecantol sama anak band hihih…” Maura menawarkan diri. “Iya, aku koordinasi sama Mimi deh jadi seksi sibuk biar semua beres.” Keisha usul untuk mengajak teman Mading-nya.
“Wah…senangnya punya teman seperti kalian..” Cathy merangkul Maura dan Keisha layaknya Teletubbies. “Oke..oke…we love you, tapi jangan norak gini dong, malu tuh ada Daniel lewat.” Maura protes sama rangkulan Cathy yang dianggapnya norak.
“Aaah…Maura… aku
“Haha..” tiba-tiba Cathy tertawa geli. Keisha dan Maura terheran. “Liat deh, kaos kaki Keisha lain sebelah,” ia terbahak sambil menunjuk ke arah kaki Keisha. Maura dan Keisha langsung bereaksi menyeret Cathy ke kamar mandi. “Makanya kalau orang ngomong tuh diperhatiin, coba liat tuh penampilan kamu, nggak lebih belang dari kaos kaki Keisha
“Makanya biar sesibuk apapun, sempatkan untuk punya me time. Coba deh treatment di Rumah Cantik Citra, bisa bikin kamu rileks lho. Kamu juga tetap bisa merawat tubuh dan rileks di rumah dengan rajin menggunakan ini,” Keisha memberikan Citra Lasting White Hand & Body Lotion kepada Cathy. “Sari Bengkoang-nya bisa bikin kulit kamu putih alami. Masa pas acara nanti yang lain oke kamu sendiri kusam?” Lanjut Keisha layaknya seorang konsultan kecantikan.
“Iya nih, gara-gara mau eksis malah jadi kacau haha…Thanks ya Key, untung kamu selalu bawa Citra.”
“Itu gunanya sahabat…” Maura ambil kesempatan membalas memeluk Cathy erat-erat.
“Ra..Ra…nggak bisa napas.” Mereka pun tertawa terbahak.