COSINA

COSINA Game Blog | Created By Www.BestTheme.Net

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

Hello world!
Righteous Kill
Quisque sed felis

About Me

Popular Posts

My Great Web page

waktu

followers

my playlist

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

“Adek, ayo cepat naik dari got! Kotor tau”, teriak suara seorang gadis remaja dari dalam Rumahnya. Adekpun malah tambah semangat berkubang dalam air got depan Rumah yang baunya setara dengan bau nasi busuk. Ritapun tidak sabar dengan kelakuan adiknya yang ia anggap super duper jorok itu. Semenjak ibunya meninggal ialah yang berkewajiban menjaga adiknya di saat ayahnya pergi bekerja.
Semenjak di tinggal ibunya pula Rita menjadi cepat marah, mungkin ia masih belum rela di tinggal oleh ibundanya tercinta. Iapun melangkahkan kakinya menuju got. Dan segera mengangkat tubuh adiknya dari dalam got. “Kakak, turunkan adek!Itu masih kotor”, sambil ia menunjuk arah got dimana berada.
Ritapun menurunkan adiknya dan menyuruhnya agar cepat mandi . Namun adek tidak melangkah untuk mandi dan membersihkan badanya, melainkan ia masuk kembali dan berkubang di dalam got sambil mencari-cari sesuatu dari dalamnya.
Rita semakin kesal dan dongkol kepada adiknya. Ternyata aksi dramatis antara Rita dan adiknya disaksikan oleh salah satu tetangganya yang selalu ikut campur dalam urusan keluarganya. Entah mengapa adek dan ayah juga menyukai tingkahnya itu.
“Ngapain lihat-lihat?”, tanya Rita ketus.
“Siapa yang lihat-lihat kamu, orang lihat adek kok”, jawab Azis dengan ekspresi datar.
“ArrGghh”, dengus Rita. Dan iapun pergi masuk ke dalam Rumah dan meninggalkan Adek dan Azis berdua.
Azispun menemani adek yang sedang berkubang dalam got. Terik matahari yang membakar kulit seakan tak berasa siang itu. Senyuman matahari yang lebar, dan keringat yang bercucuran mulai nampak di dahi Azis yang sedari tadi menemani adek tanpa jemu.
“Adek nggak capek?”, tanya Azis. Adekpun menggelengkan kepalanya.
“Adek nyari apa di got?’, tanya Azis lagi.
“Sampah yang dibuang pak Becak tadi pagi kak, Adek lihat saat Ayah mengantar adek berangkat sekolah”, jawab Adek polos.
“Adek nggak kasihan sama kak Rita ya?Adek cepetan mandi gih. Bau nih”, kata Azis iseng sambil menutup hidungnya.
Adek hanya tersenyum kepada Azis dan segera beranjak meninggalkan got. Dan melangkah masuk ke dalam Rumah. Azispun tersenyum lega dan kembali ke Rumahnya yang berada di samping Rumah Rita itu. Sore setelah Adek mandi, ia mendegar kakanya Rita berteriak kepadanya. Adekpn segera mendatangi arah suara dari depan Rumahnya.
“Adek, kenpa di kotori lantainya??ini kan baru selesai kakak membersihkannya. Kok di kotori?”, tanya Rita geram.
Adekpun menangis mendengar kakanya marah kepadanya. Ayah pun tiba di rumah saat adek menangis di hadapan Rita.
Ayahpun menanyakan apa yang terjadi sehingga membuat air mata adek berlinang membasahi pipinya yang merah seperti buah tomat itu.Tanpa pikir panjang ayah langsung menggendong adek masuk ke dalam rumah. Dan ia meninggalkan teras sambil menegedipkan matanya kepada Rita tanda bahwa ia juga harus masuk.
Saat mata terhalang oleh malam Rita membuatkan ayahnya secangkkir teh hangat usai mendongeng kepada adiknya. Dan ia mulai bercerita kelakuan adek saat ayah sedang bekerja.
Ia juga kesal karena adiknya yang bandel semenjak di tinggal ibu. Ayahnya hanya tersenyum sambil mengelus rambut putrinya. Saat kantuk tak tertahan Ayah dan anak itu pergi ke kamar masing-masing untuk merajut mimpinya.
Saat mentari kembali menari, usai Ayah, kakak, dan Rita sarapan mereka mulai berangkat ke sekolah dan ayah pergi bekerja seperti biasa.
Sepulang sekolah adek diantar oleh bus sekolah jadi ayah tak harus menjemput dan mengantarkan adek pulang ke Rumah. Setelah sampai di Rumah adek tidak langsung ganti pakaian melainkan ia hanya menaruh tasnya di atas meja dan pergi keluar melihat isi got dan tak lama kemudian ia sudah menceburkan dirinya kedalam got.
Dan mencari sampah yang dibuang pak becak hingga kini belum ditemukan keberadaanya oleh adek. Bagaikan mencari jarum di dalam tumpukan jerami.
Pukul 02.00 tepat Rita sudah sampai di Rumah. Iapun kaget saat melihat adiknya berkubang di dalam got menggunakan baju seragam yang besok masih digunakan untuk sekolah. Seperti biasa ia berteriak kepada adiknya dengan lengkingan yang khas.
Kini kemarahan Rita kepada adiknya sudah memuncak ia langsung mengangkat tubuh adiknya dari dalam got. Dan ia pun langsung mencubit adiknya hingga menangis.
Isak tangis adekpun hingga terdengar sampai ujung jalan. Azis tetangganyapun juga mendengar tangisan Adek yang keras itu. Ia yang tidak suka dengan tangisan anak kecilpun langsung mendatangi rumah Rita.
“Rit kau apakan Adek?”, tanya Azis penuh selidik.
“Terserah aku dong mau ngapain Adek, lagian siapa suruh jadi anak susah diatur!”, jawab Rita kesal.
“Asal kamu tahu ya Rit, Adek berbuat seperti itu karena ia ingin mengambil sampah yang dibuang oleh Pak Becak sembarangan ke dalam got depan rumahmu ini. Adek hanya ingin membantu membersihkan got Rumah”, jawab azis.
Ritapun hanya terdiam mendengar pejelasan Azis. Isak tagis Adek masih terngiang di telinga Rita, dan cairan bening dari matanya telah jatuh membasahi pipinya. Iapun mendekati tubuh mungil di depannya dan langsung mendekap tubuh mungil tersebut.
Ritapun membisikkan untaian kata ketelinga adiknya,”Kakak minta maaf ya?”.
“Kakak jangan marah lagi ya?”, jawab adek.
Rita pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Dan adekpun tersenyum dan memberikan kecupan hangat di pipi kakaknya.

Leave a Reply